Mengenaldan memahami Habib Ja'far bin Muhammad Al-Kaff tidak bisa lewat Fiqh al-Ahkam (syariat), tetapi dengan Fiqh al-Hikmah. Hal ini karena terkadang yang dilakukan oleh beliau di luar nalar manusia pada umumnya. Suatu ketika beliau membuang-buang uang ke laut. Tumpukan uang dibuang begitu saja ke laut. Kemudian beliau ditanya kenapa uang segitu banyaknya di buang []
So far Wondrous and descriptive, my life at every momentBreathing into my soulDeclaring my thoughtsI harbor unlimited love,I harbor unlimited loveFor entire days I just don't want to beLike a gift, a gift that is predicated on loveDark me yourself and not only ifGive love without jackals and without conditionsSo far, you see the skyYou cry, you don't know whyIt's joy, it's happinessThe rainbow makes you feel highSo far, you see the skyMaybe I'll wear an incandescent gownI'll grow my heels I'll widen my sizeBut even that won't express me sufficientlyAnd if I leap to heights - beyond the horizonMaybe that won't make their hearts beat eitherWhat else will I do?To make my way succeed,I have to work, to work, to lose, to forfeitWill I crash and splinter into suppositionsOr continue to exist in this universe?A long, exhausting and magical journeyAnd to where?I don't accept herMaybe I spent too much time thinkingI should try my own forgot my talismanI'm walking the face of the earth with no purpose, no purposeI lack strength of willWasting my time on another morning coffeeOr on going to see a filmFleeing fateful self loveEverything I request will be scattered to the windsThe deliverer is not delivering to this soulFor entire days I just don't want to beLike a gift, a gift that is predicated on loveDark me yourself and not only ifGive love without jackals and without conditions TĂŁo Longe Maravilhosa e descritiva, minha vida a todo momentoRespirando em minha almaDeclarando meus pensamentosEu guardo amor ilimitado,Eu guardo amor ilimitadoPor dias inteiros eu simplesmente nĂŁo quero ficarComo um presente, um presente que se baseia no amorAlma dĂŞ vocĂŞ mesmo e nĂŁo apenas seDĂŞ amor sem chacais e sem condiçõesAtĂ© agora, vocĂŞ vĂŞ o cĂ©uVocĂŞ chora, vocĂŞ nĂŁo sabe o porquêÉ alegria, Ă© felicidadeO arco-Ăris faz vocĂŞ se sentir bemAtĂ© agora, vocĂŞ vĂŞ o cĂ©uTalvez eu use um vestido incandescenteVou crescer meus saltos, vou ampliar meu tamanhoMas mesmo isso nĂŁo vai me expressar o suficienteE se eu pular para alturas - alĂ©m do horizonteTalvez isso nĂŁo faça seus corações baterem tambĂ©mO que mais eu farei?Para fazer o meu caminho ter sucesso,Eu tenho que trabalhar, trabalhar, perder, perderVou bater e partir em suposiçõesOu continua a existir neste universo?Uma viagem longa, cansativa e mágicaE para onde?Eu nĂŁo a aceitoTalvez eu tenha passado muito tempo pensandoEu deveria tentar do meu esqueci meu talismĂŁEstou andando na face da terra sem propĂłsito, sem propĂłsitoMe falta força de vontadePerdendo meu tempo em outro cafĂ© da manhĂŁOu indo ver um filmeFugindo fatĂdico amor prĂłprioTudo o que eu pedir será espalhado ao ventoO libertador nĂŁo está entregando a esta almaPor dias inteiros eu simplesmente nĂŁo quero ficarComo um presente, um presente que se baseia no amorAlma dĂŞ vocĂŞ mesmo e nĂŁo apenas seDĂŞ amor sem chacais e sem condiçõesUniknya Habib Ja'far tidak dikaruniai sifat Iupa. Tamu yang mengunjunginya setiap harinya tidak kurang dari 50 orang dari berbagai penjuru tanah air. Namun kalau kita sudah pernah menyebutkan nama satu kali saja, Habib Ja'far akan selalu mengingatnya. Ia tidak akan melupakannya meski kita tidak pernah bertemu Iagi dengannya hingga bertahun
Surabaya, NU Online Jatim Air mata masih terasa membasahi pipi keluarga besar Nahdlatul Ulama NU. Berita wafatnya, Habib Ja'far pada Jumat 01/01/2021 cukup menyita perhatian umat karena informasi yang sempat simpang siur. Tentunya, dari warga NU sendiri sangat kehilangan sosok yang dikenal sebagai wali majdub tersebut. Membicarakan perihal waliyullah, salah satu sahabat almarhum Habib Ja'far, Habib Umar Muthohar mengungkapkan bagaimana kewalian almarhum. "Seandainya diceritakan kisah-kisah Habib Ja'far, mungkin jika buku-buku disusun satu ranjang penuh sesak. Memang terkadang sedikit tidak masuk akal, tapi saya mengalaminya sendiri," katanya. Habib Umar mengaku memiliki kedekatan sejak tahun 1970 dengan almarhum, yang bermula saat ia mendapat undangan untuk mengisi pengajian. "Jadi saya mau mengisi pengajian yang kebetulan mulainya jam 10 pagi saat itu. Karena saya terbiasa tidur shubuh, otomatis ketika nanti saya tidur, khawatir saya terlambat datang ke pengajian tersebut. Akhirnya saya nemilih untuk melek dan tidak tidur," paparnya. Habib Umar mengimbuhkan bahwa ia menuju rumah Habib Ja'far pada pagi harinya sekitar pukul 7 pagi. Hal ini dilakukan tak lain agar Habib Umar tidak merasa ngantuk. Sesampainya di rumah Habib Ja'far, ulama yang merupakah Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama PWNU Jawa Tengah tersebut mengetahui salah satu kebiasaan almarhum yakni tidur ba'da shubuh. Namun, atas izin Allah, saat itu Habib Ja'far terlihat sedang menunggu kedatangan Habib Umar. Setelah dipersilahkan masuk, Habib Ja'far memberikan telur ayam yang masih kotor dan terdapat lumuran darah ayam. Setelah itu, Habib Ja'far memerintahkannya untuk membersihkan telur tersebut dan meminum isinya. "Jadi di sebelah rumah anak Habib Ja’far itu ada kandang ayam. Jadi mau ambil telur itu bebas. Nah, biasanya ketika saya bertamu, disajikan telur yang sudah matang. Nah kali ini, saya diberi jamuan telur mentah. Saya kaget ada apa. Lalu setelah dibersihkan, Habib Ja'far menyuruh saya untuk meminum telur tersebut. 'Nguntal Ndog' begitu dawuhnya kala itu," kenang Habib Umar. Setelah melalukan perintah Habib Ja'far, Habib Umar segera berangkat menuju lokasi pengajian. Sesampainya di lokasi tersebut, tiba-tiba ada seorang fulan yang menyampaikan pernikahan keponakannya yang berstatus syarifah. "Salam Bib, Saya Fulan dari Jepara, Insyaallah bulan depan keponakan saya akan menikah Bib. Dan calonnya adalah sayyid," terangnya. Mendengar hal itu, Habib Umar terlihat antusias. "Di mana saat ini calonnya? Bisa bertemu? Sekalian kenalan,” ucapnya. Ternyata, calon suami dari syarifah tersebut bukan golongan sayyid. Hal ini diketahui oleh Habib Umar karena sudah mengenal ayah hingga kakeknya yang tidak bernasab sayyid. Melihat hal tersebut, Habib Umar marah dan menyampaikan perihal calon suami syarifah yang mengaku sayyid. Selepas mengisi pengajian, Habib Umar segera bergegas ke rumah Habib Ja'far. Betapa kagetnya Habib Umar saat melihat Habib Ja'far sudah siap sedia di depan rumah sembari tersenyum dan berkata, "Bagaimana sudah diuntal ndognya,” ujarnya. Editor Syaifullah